MAKALAH PANCASILA SEBAGAI SUMBER ETIKA AKADEMIK


MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SUMBER ETIKA AKADEMIK
Untuk memenuhi tugas akhir
(Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan)



Dosen pengampu:
H.Supaijo, S.H, M.H

Oleh    :
Nama                          : Destiawan Saputra
NPM                           : 1651010216
Jurusan/Kelas            : EI / A
Semester                     : 1 (Satu)





JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
2017






KATA PENGANTAR


Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang dengan member taufik,hidayat serta rahmat-Nyalah saya bias menyelesaikan tugas semester ganjil ini dengan sebaik mungkin. Tak lupa untaian terimakasih dari kami kepada Bapak H.Supaijo,S.H, M.H. yang memberi bimbingan dan arahan kepada saya agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula untaian terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang selalu membantu baik moril maupun materil serta pihak-pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas semester ganjil di UIN RADEN INTAN LAMPUNG dengan mata kuliah pancasila dan pendidikan kewarganegaraan. Saya menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna,untuk itu saya selaku penyusun makalah ini mohon kritik dan saran bagi para pembaca agar di kemudian hari dapat disempuurnakan dengan baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita yang membacanya dan akan lebih baik lagi jika diamalkan menjadi ilmu yang bermanfaat terutama bagi para pembaca yang membutuhkannya.


Bandar Lampung,10 Januari 2017
                                                                          Penyusun
                                                                    
                                                                                 Destiawan Saputra







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….........  I
DAFTAR ISI  ……………………………………………………………………….........   II
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………………………………………………….......III
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………………..IV
C.     Tujuan……….………………………………………………………………........ IV
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pancasila………………………………………………………………1
B.     Pengertian  Etika………………………………………………………………...... 2
C.     Pengertian Akademik…………………………………………………………….. 6
D.    Pengertian Etika Akademik……………………………………………………… 6
E.     Nilai-Nilai Pancasila……………………………………………………………… 7
F.      Implementasi Nilai Pancasila Di Akademik Kampus…………………………... 9
BAB III PENUTUP
 Kesimpulan………………………………………………………………......................... 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………......... 12













BAB I
PENDAHULUAN
     A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pancasila sebagai dasar negara, pedoman dan tolak ukur kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan nilai moral, etika akademikIndonesia tertanam dalam  jiwa Pancasila. Kesadaran etik yang merupakan kesadaran relational akan tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai pancasila  itu diyakini kebenarannya, kesadaran etik juga akan lebih berkembang ketika nilai dan moral pancasila itu dapat di breakdown ke dalam norma-norma yang di berlaku di Indonesia .
Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainya. Dalam filsafat pancasila terkandung didalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai, Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek prasis melainkan suatu nilai yan bersifat mendasar.
Nilai-nilai pancasila kemudian dijabarkan dalam suatu norma yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu suatu sistem perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia, pancasila juga merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara dan berasal dari bangsa indonesia sendiri sebagai asal mula (kausa materialis).
Pancasila bukanlah merupakan pedoman yang berlangsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan. 



B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah Pengertian dari Pancasila, Etika, Akademik,  ?
2.      Apakah Pengertian Etika Akademik?
3.      Apa Saja Nilai-Nilai Pancasila ?
4.      Bagaimana Implementasi Pancasila Di Akademilk Kampus ?



C.TUJUAN

 Tujuan makalah ini adalah

1.      Untuk mengetahui pengertian Pancasila, Etika, dan Akademik.
2.      Dapat mengerti apa itu etika akademik.
3.      Memahami nilai-nilai pancasila`
4.      Dapat mengetahui implementasi pancasila diakademik kampus.





BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian Pancasila

       Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
     Mahasiswa sebagai peserta didik termasuk anggota masyarakat ilmiah akademik yang memerlukan sistem etika yang orisinal dan komprehensif agar dapat mewarnai setiap keputusan yang diambilnya dalam profesi ilmiah. Sebab keputusan ilmiah yang diambil tanpa pertimbangan moralitas, dapat menjadi bumerang bagi dunia ilmiah itu sendiri sehinggamenjadikan dunia ilmiah itu hampa nilai (value–free). Anda sebagai mahasiswa berkedudukan sebagai mahluk individu dan social sehingga setiap keputusan yang diambil tidak hanya terkait dengan diri sendiri, tetapi juga berimplikasi dalam kehidupan sosial dan lingkungan. Pancasilasebagai sistem etika merupakan moral guidance yang dapatdiaktualisasikan ke dalam tindakankonkrit,yang melibatkan berbagai aspek kehidupan.
    Oleh karena itu,sila-sila pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan moral-akademis. Dengan demikian,mahasiswa dapat mengembangkan karakter yang pancasilaisme melalui berbagai sikap yang positif,seperti,jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan lainnya. Mahasiswa sebagai insan akademis yang bermoral pancasila juga harus terlibat dan berkontribusi langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan sikap tanggung jawab warga negara. Tanggung jawab yangpenting berupa sikap menjunjung tinggi moralitas dan menghormati hukum yang berlaku di
Indonesia. Untuk itu,diperlukan penguasaan pengetahuan tentang pengertian etika, aliran etika,dan pemahaman  Pancasila sebagai sistem etika sehingga mahasiswa memiliki keterampilan menganalisis persoalan-persoalan  korupsi dan dekadensi moral dalam kehidupan bangsa Indonesia.Kompetensi Dasar Taat beragama dalam kehidupan individu, bermasyarakat,  berbangsa, bernegara,dan dalam pengembangan keilmuan,serta kehidupan akademik dan profesinya; mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dalam bentuk pribadi yang saleh secara individual, sosial,dan alam; mengembangkan karakter pancasilais yang teraktualisasi dalam sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, cinta damai, responsif,dan proaktif; berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan dalam pergaulan dunia dengan menjunjung tinggi penegakan moral dan hukum; menguasai pengetahuan tentang pengertian etika, aliran-aliran etika, etika pancasila, dan pancasila sebagai solusi problem moralitas bangsa; terampil merumuskan solusi atas problem moralitas bangsa denganpendekatan pancasila;melaksanakan projek belajar implementasi pancasila dalam kehidupan nyata.

B.     Pengertian Etika
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani,“Ethos” yang artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput,kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Secara etimologis,etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri  seseorang  maupun  masyarakat. Kebiasaan  hidup yang baik ini dianut dan diwariskan  dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian  ini,etika sama maknanya dengan  moral.Etika dalam arti yang luas ialah ilmu yang membahas tentang kriteria baik dan buruk (Bertens, 1997: 4--6). Etika pada umumnya dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai  segala sesuatu  yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan norma dan prinsip-prinsip yang mengaturnya itu kerapkali disebut moralitas atau etika (Sastrapratedja, 2002: 81). Etika selalu terkait dengan masalah  nilai sehingga perbincangan  tentang etika, pada umumnya membicarakan  tentang masalah  nilai (baik atau buruk). Apakah yang Anda ketahui  tentang nilai? Frondizi menerangkan bahwa nilai merupakan kualitas yang tidak real karena nilai itu tidak ada untuk dirinya sendiri, nilai membutuhkan pengemban untuk berada(2001:7). Misalnya,nilai kejujuran melekat pada sikap dan kepribadian seseorang. Istilah nilai mengandung penggunaan yang kompleks dan bervariasi. Lacey menjelaskan bahwa paling tidak ada enam pengertian nilai dalam penggunaan secara umum, yaitu sebagai berikut.
1. Sesuatu yang fundamental yang dicari orang sepanjang hidupnya.
2. Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna atau pemenuhan karakter untuk kehidupan seseorang.
3. Suatu kualitas atau tindakan sebagian membentuk identitas seseorang sebagai pengevaluasian diri, penginterpretasian diri, dan pembentukan diri.
4. Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang baik diantara berbagai kemungkinan tindakan.
5. Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh seseorang ketika bertingkah laku bagi dirinya dan orang lain.
6. Suatu ”objek nilai”, suatu hubungan yang tepat dengan sesuatu yang sekaligus membentuk hidup yang berharga dengan identitas kepribadian seseorang.

 Objek nilai mencakup karya seni, teori ilmiah, teknologi, objek yang disucikan, budaya, tradisi, lembaga, orang lain, dan alam itu sendiri. (Lacey, 1999: 23). Dengan demikian,nilai sebagaimana pengertian butir  kelima (5),yaitu sebagai standar fundamental yang  menjadi pegangan bagi seseorang dalam bertindak, merupakan kriteria yang penting untuk mengukur karakter seseorang.Nilai sebagai standar fundamental ini pula yang diterapkan seseorang dalam  pergaulannya dengan orang lain sehingga perbuatannya dapat dikategorikan etis atau tidak.Namun,tahukah Anda bahwa dalam bahasa pergaulan orang acapkali mencampuraduakan istilah “etika” dan “etiket”? Padahal,keduanya  mengandung perbedaan  makna yang hakiki. Etika berarti moral, sedangkan  etiket lebih mengacu pada pengertian sopan santun, adat istiadat. Jika dilihat dari asal usul katanya,etika berasal dari kata “ethos”, sedangkan  etiket berasal dari kata “etiquette”.Keduanya memang mengatur perilaku manusia secara normatif.Tetapi etika lebih mengacu ke filsafat moral yang merupakan kajian kritis tentang baik dan buruk, sedangkan etiket mengacu kepada cara yang tepat,yangdiharapkan, serta ditentukan dalam suatu komunitas tertentu. Contoh,mencuri termasuk  pelanggaran  moral, tidak penting apakah dia mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri. Etiket,misalnya terkait dengan  tata  cara  berperilaku dalam  pergaulan,seperti makan dengan tangan kanan dianggap lebih sopan atau beretiket(Bertens, 1997: 9).
·         Macam Aliran-aliran Etika
Ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat,meliputi etika keutamaan,teleologis, deontologis. Etika keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang mempelajari keutamaan (virtue), artinya  mempelajari  tentang  perbuatan  manusia  itu  baik atau  buruk. Etika kebajikan  ini  mengarahkan  perhatiannya  kepada  keberadaan  manusia, lebih menekankan pada What should I be?, atau “saya  harus  menjadi  orang yang  bagaimana?”.     Beberapa watak yang  terkandung  dalam  nilai keutamaan adalah baik hati, ksatriya, belas kasih, terus terang, bersahabat, murah hati, bernalar, percaya diri, penguasaan diri, sadar, suka bekerja bersama, berani, santun, jujur, terampil, adil, setia, ugahari(bersahaja), disiplin, mandiri,bijaksana, peduli, dan toleran (Mudhofir, 2009: 216--219). Orang yang memelihara metabolisme tubuh  untuk  mendapatkan kesehatan yang prima juga dapat dikatakan sebagai bentuk penguasaan diri dan disiplin, sebagaimana nasihat Hippocrates berikut ini.
Etika teleologis adalah  teori yang  menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral menentukan nilai tindakan atau kebenaran tindakan dan dilawankan dengan kewajiban. Seseorang yang mungkin berniat sangat baik atau mengikuti asas-asas moral yang tertinggi, akan tetapi hasil tindakan moral itu berbahaya atau jelek, maka tindakan tersebutdinilai secara moral sebagai tindakan yang tidak etis. Etika teleologis ini menganggap nilai moral dari suatu tindakan dinilai berdasarkan  pada efektivitas tindakan tersebut dalam mencapai tujuannya. Etika teleologis ini juga menganggap bahwa di dalamnya kebenaran dan kesalahan suatu tindakan dinilai berdasarkan tujuan akhir yang diinginkan(Mudhofir, 2009: 214). Aliran-aliran etika teleologis,meliputi eudaemonisme, hedonisme,   Utilitarianisme.
Etik adeontologis adalah  teori etis yang bersangkutan dengan  kewajiban  moral sebagai hal yang  benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat. Kewajiban moral bertalian dengan kewajiban yang seharusnya, kebenaran moral atau kelayakan, kepatutan. Kewajiban moral mengandung  kemestian untuk  melakukan tindakan. Pertimbangan tentang kewajiban moral lebih diutamakan daripada  pertimbangan tentang nilai moral. Konsep-konsep nilai moral (yang baik) dapat didefinisikan  berdasarkan pada kewajiban moral atau kelayakan  rasional  yang  tidak dapat diturunkan dalam arti tidak dapat dianalisis (Mudhofir, 2009: 141).

·         Etika Pancasila
      Setelah Anda mendapat gambaran  tentang pengertian etika dan aliran etika, maka selanjutnya perlu dirumuskan pengertian etika pancasila, dan aliran yang lebih sesuai dengan etika pancasila.Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu,dalam etika pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya. Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antarsesama. Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepadaorang lain. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain.Etika pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika  kebajikan,meskipun corak kedua mainstreamyang lain, deontologis dan teleologis termuat pula di dalamnya. Namun,etika keutamaan lebih dominankarena etika pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan artinya melaksanakan suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang tertuju pada kebaikan serta atas dasarkesatuan akal –rasa –kehendak yang berupa kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak (Tuhan)dengan memelihara nilai-nilai hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup religius. Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam hal kenikmatan. Keteguhan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam menghindari penderitaan. Keadilan artinya memberikan sebagai rasa wajib kepada diri sendiri dan manusia lain, serta terhadap Tuhan terkait dengansegala sesuatuyang telah menjadi haknya (Mudhofir, 2009: 386).




C.    Pengertian Akademik
          Akademik adalah sebuah  hal penting untuk setiap orang  ketahui. Dengan akademik,akan menjadikan kita mampu  menjalani hidup ini dengan baik. Dengan akademik, akan menjadikan kita mampu untuk mengatasi segala masalah dengan  kehidupan. Akademik bisa kita peroleh dengan materi yang kita dapatkan dari buku,dan media lainnya yang merupakan akademik tertulis.. Namun sebuah  akademik  juga bisa kita dapatkan tanpa materi yang menjadi sebuah ilmu tertulis. Seperti ilmu kehidupan, akademik tentang jalan hidup dan lain sebagainya.
pengertian akademik menurut para ahli :
·         Gordon. Akademik adalah sebuah fakta prosedur dimana bila dilakukan akademik itu akan menjadikan apa yang kita lakukan berjalan dengan baik dan tujuan yang kita inginkan akan lebih mudah untuk terlaksana dan tercapai.
·         Heidegger. Akademik adalah sebuah peristiwa yang akan mnjadikan kesadaran manusia lebih terang dan lebih terarah. Dengan akademik akan menjadikan kita lebih mampu untuk memilih apa yang akan kita lakukan untuk mencapai tujuan yang menjadi sebuah kebahagiaan kita dalam melakukan sebuah kegiatan.
·         Nadler. Akademik adalah sebuah proses dimana kita mengetahui sebuah kebenaran untuk mengetahui dan apa yang harus dilakukan demi sebuah tujuan yang kamu inginkan.
·         Purwadidjadja. Akademik adalah sebuah reaksi manusia atas rangsangan alam sekitar yang akan menjadi sebuah kasi pada sebuah hal yang terjadi pada lingkungannya.
D.    Etika Akademik
Etika Akademik dapat diartikan sebagai ketentuan yang menyatakan perilaku baik atau buruk dari para anggota sivitas akademika perguruan tinggi, ketika mereka berinteraksi dalam  kegiatan yang berkaitan dengan  ranah  pelajaran. Penegakan etika akademik akan mengarahkan pada terciptanya suasana akademik yang kondusif bagi perkembangan perguruan tinggi sesuai dengan stadar yang telah ditentukan. Melalui suasana akademik yang kondusif itulah kemudian akan tercipta adanya perbaikan kualitas hasil pembelajaran secara berkelanjutan. Pendidikan tinggi sebagai jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas secara profesional dan keilmuwan. Kini pada era globalisasi suatu negara akan dihormati apabila anak-anak bangsa dari negara tersebut, profesionalisme dan keilmuwannya secara kualitas mampu bersaing dengan kualitas anak-anak bangsa negara lain pada belahan dunia ini. Untuk menghasilkan anak-anak bangsa yang berkualitas secara profesional dan keilmuwan tersebut, terlebih lagi ditambahi dengan muatan menjadi anak-anak bangsa yang  berakhlak mulia, beriman serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, demokratis dan bertanggungjawab, sebagai mana amanah yang tersurat pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka tugas lembaga pendidikan  tinggi dalam melaksanakan proses pendidikannya tidaklah dapat digampangkan. Akuntabilitasnya tidak saja cukup hanya sampai pada terpenuhinya standar formal perundang-undangan, tetap
E. Nilai-Nilai Pancasila

1) Sila Katuhanan Yang Maha Esa Bangasa Indonesia
Adalah bangsa yang beragama. Bangsa menyatakanpercaya dan bertagwa kepada Tuhan YME. Memberikan kebebasan dalam memilih agama sesuai asas kemanusiaan. Sila ke-1 yaitu Sila Katuhanan Yang Maha Esa mengandung empatmakna, yaitu:
a)      Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
b)      Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
c)      Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dankepercayanya. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2) Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab 
       Kemanusiaan yang adil dan beradab menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, hak dan kewajiban serta kesamaan derajat antar masyarakat sehingga tercipta sikap saling menghormati,menghargai dan tenggang rasa. Sila ke-2 yaitu Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab mengandung tujuh makna, yaitu:
a)      Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban sesame.
b)      Saling mencintai sesama manusia.
c)      Mengembangkan tenggang rasa.
d)     Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e)      Menjunjung tinggi kemanusiaan.
f)       Berani membela keadilan.
g)      Hormat menghormati dengan bangsa lain.

3) Sila Persatuan Indonesia
       Dengan sila persatuan Indonesia, yang dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika menjunjung nilai persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.Persatuan. Sehingga rakyat Indonesia yang bersatu saling merangkul menciptakan kehidupan yang nyaman dan tentram. Sila ke-3 yaitu Sila Persatuan Indonesia mengandung lima makna, yaitu:
a)      Memajukan pergaulan demi persatuan.
b)      Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan dan  keselamatan  bangsa negara diatas kepentingan pribadi/golongan.
c)      Rela berkorban.
d)     Cinta tanah air.
e)      Bangga sebagai bangsa yang bertanah air.

4)Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan                     Perwakilan
       Butir sila yang mengandung makna bahwa kita sebagai rakyat Indonesia diharuskan melaksanakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah dan dalam pengambilan keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Sila ke-4 yaitu Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan mengandung tujuh makna, yaitu :
a)      Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b)      Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c)      Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah untuk mufakatdalam semangat kekeluargaan.
d)     Itikat baik untuk menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
e)      Musyawarah dengan akal sehat.
f)       Keputusan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan.

 5)Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
         Dalam butir ini dijelaskan adanya sikap adil antara sesama, saling kesinambungan antar hak dan kewajiban dan menghormati hak setiap orang yang ada disekitar kita. Sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung sebelasmakna,yaitu :.
a)      Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasanakekeluargaan dan gotong-royong
b)      Bersikap adil
c)      Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d)     Menghormati hak-hak orang lain
e)      Suka memberipertolongan kepada orang lain
f)       Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
g)      Tidak bergaya hidup mewah
h)      Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
i)        .Suka bekerja keras.
j)       Menghargai hasil karya orang lain.

F. Implementasi Pancasila Di Akademik Kampus

1.Sila Katuhanan Yang Maha Esa
a)      UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa) yang  menjadi wadah  berkumpulnya mahasiswa yang berbeda latar belakang suku, ras, budaya dan agama. Misalnya saja perkumpulan mahasiswa Budha, Kristen, Katolik, Protestan, Islam dan Hindhu.
b)      Jam-jam pembelajaran kuliah yang di buat tidak mengganggu dalam melaksanakan ibadah.                                                          
c)        Adanya mata kuliah agama yang dijadikan mata kuliah wajib untuk mahasiswa.
 2.Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab
a)      Dalam penerimaan mahasiswa baru tidak adanya perbedaan antara yang mampu dan kurang mampu.
b)      Pemberian kebebasan dalam  memilih jurusan
c)      Tidak berbuat seenaknya sendiri kepada mahasiswa lain 
d)     Mendapatkan hak wisuda jika sudah memenuhi semua persyaratan yang berlaku
e)      Melaksanakan  kewajiban untuk selalu masuk kuliah dan mengumpulkan tugas yang                   diberikan.
 3.Sila Persatuan Indonesia
a)      Adanya komunitas antara alumni sehingga tetap ada jalinan komunikasi
b)      Adanya momen upacara bendera di hari-hari besar negara
c)      Tidak saling bermusuhan antara mahasiswa
d)     Saling bertukar informasi antar mahasiswa universitas lain
e)      Menjaga nama baik kampus

4.Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
a)      Dalam pemilihan ketua pada setiap ukm dilakukan dengan musyawarah
b)      Menghargai pendapat teman saat berdiskusi suatu masalah
c)      Tidak egois jika pendapatnya tidak diterima
d)     Menjalin suasana kekeluargaan dalam  mengerjakan tugas diskusi

 5.Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a)      Membantu teman yang belum paham tentang materi kuliah
b)      Memakai baju sewajarnya sesuai tata tertib kampus
c)      Bekerja keras dalam mencapai cita-cita
d)     Menghargai sebuah aplikasi yang diciptakan teman.





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pancasila yang dapat dipahami sebgai sumber etika akademik adalah sebagai berikut:   

1.      Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku.
2.      Etika berarti ilmu tentang segala sesuatuyang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat
3.      Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu,dalam etika pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
4.      Akademik adalah sebuah  hal penting untuk setiap orang ketahui. Dengan akademik,akan menjadikan kita mampu  menjalani hidup ini dengan baik. Dengan akademik, akan menjadikan kita mampu untuk mengatasi segala masalah dengan  kehidupan. Akademik bisa kita peroleh dengan materi yang kita dapatkan dari buku,dan media lainnya yang merupakan akademik tertulis.. Namun sebuah akademik juga bisa kita dapatkan tanpa materi yang menjadi sebuah ilmu tertulis.
5.      Etika Akademik dapat diartikan sebagai ketentuan yang menyatakan perilaku baik atau buruk dari para anggota sivitas akademika perguruan tinggi.



DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M. Iqbal, M.M, 2002, Pokok-pokok  Materi Pendidikan Pancasila, penerbit PT  Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mansoer, Hamdan. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Umum sebagai Dasar Nilai dan Pedoman Berkarya Bagi Lulusan. Makalah. SUSCADOS PKn Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta. 13-23 Desember 2005.
Siswomihardjo, Koento Wibisono. 2005. Pancasila sebagai Dasar Etika Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara. Makalah. SUSCADOS PKn Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta. 13-23 Desember 2005.
Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan  Pancasila Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta: UNY Pres
 Syahrial Syarbani, Pendidikan Pancasila, Implemntasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa di Perguruan Tinggi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011).
Khadijah  Nuraini,  Nilai yang Terkandung dalam Pancasila”, http://rani1991.wordpress.com/2011/04/04/nilai-yang-terkandung-dalam-pancasila/, 09/10/2013
Winarno. 2007.  Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Edisi Kedua.
 Jakarta : PT Bumi Aksara.









Comments

Popular posts from this blog

Logo IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

RPP AKIDAH AKHLAK